Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Artikel Islam

10 Keberkahan Makan Sahur di Bulan Ramadhan

1659
×

10 Keberkahan Makan Sahur di Bulan Ramadhan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحْرِينَ
(رواه الطبراني في الاوسط و ابن حبان في صحيحه كذا في الترغيب)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Subhaanahu wata’ala menurunkan rahmat dan para malaikat-Nya mendoakan rahmat untuk orang-orang yang makan sahur.” (H.R. Thabarani, Ibnu Hibban, dari Kitab At-Targhib)

Example 300x600

Betapa besar nikmat dan karunia Allah Subhaanahu wata’ala. Dengan keberkahan puasa, maka makanan yang disantap sebelumnya, yang disebut sahur, itupun berpahala bagi umat ini. Banyak hadits yang menerangkan tentang keutamaan dan pahala makan sahur. Allamah ‘Aini Rahmatullah ‘alaih, penulis Syarah Shahih Bukhari, telah meriwayatkan fadhilah sahur dari tujuh belas orang shahabat. Semua ulama bersepakat bahwa makan sahur adalah sunnah.

Namun, banyak orang yang tidak mendapat pahala yang besar ini karena kemalasan mereka. Ada sebagian orang yang setelah Shalat Tarawih langsung makan sebagai pengganti sahur, kemudian tidur. Mereka kehilangan pahala sahur yang sebenarnya. Secara bahasa, seperti di dalam kamus, sahur artinya makan menjelang fajar. Sebagian ulama mengatakan bahwa waktu sahur dimulai setelah lewat tengah malam. (dari Kitab Mirqat)

Menurut Syaikh Az-Zamakhsyari Rahmatullah ‘alaih, penyusun Kitab Al-Kasysyaf, malam terbagi menjadi enam bagian, dan seperenam yang terakhir adalah waktu sahur. Dengan demikian, jika sejak matahari terbenam sampai fajar terdiri dari 12 jam, maka dua jam terakhir adalah waktu sahur. Hendaknya diingat, makan sahur di akhir waktu adalah lebih utama. Dengan syarat jangan terlalu akhir sehingga menyebabkan keragu-raguan dalam berpuasa. Banyak hadits yang menyatakan tentang keutamaan sahur.

Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) adalah kita makan sahur, sedangkan mereka tidak.” Beliau juga bersabda, “Selalu bersahurlah, karena di dalamnya terdapat keberkahan.” Riwayat lain menyebutkan, “Terdapat keberkahan dalam tiga hal; dalam berjamaah, dalam Tsarid (roti yang dicampur dengan kuah daging), dan dalam makan sahur.”

Sayyidina Abdullah bin Harits Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, seorang shahabat Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Suatu ketika, aku berkunjung kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Waktu itu, beliau sedang makan sahur. Lalu, beliau bersabda, ‘Inilah perkara yang penuh berkah yang telah dikaruniakan Allah Subhaanahu wata’ala kepadamu. Jangan sekali-kali kamu tinggalkan.”

Dalam beberapa riwayat yang lain, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sering menganjurkan agar kita selalu bersahur, sehingga beliau bersabda, “Apabila tidak ada makanan, bersahurlah meskipun hanya dengan sebiji kurma atau seteguk air.” Oleh karena itu, orang yang berpuasa hendaknya bersungguh-sungguh dalam meraih keutamaan dan pahala sahur untuk kenyamanan dan manfaat dirinya sendiri, serta untuk mendapatkan pahala dengan mudah dan menyenangkan.

Meskipun begitu, kesederhanaan amat penting dalam segala perkara. Sebab, terlalu lebih atau terlalu kurang itu membawa bahaya. Demikian juga dalam sahur, hendaknya jangan makan terlalu sedikit sampai melemahkan ibadah dan jangan makan terlalu banyak hingga sering sendawa sepanjang hari. Banyak hadits yang melarang makan berlebihan. Banyak hadits yang mengisyaratkan untuk makan sahur, walaupun hanya dengan sebiji kurma atau seteguk air. Dalam Syarah Shahih Bukhari, Hafizh Ibnu Hajar Rahmatullah ‘alaih mengemukakan beberapa alasan tentang keberkahan sahur, di antaranya sebagai berikut.

  1. Dengan makan sahur, berarti kita telah menjalankan sunnah Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
  2. Dengan makan sahur, kita membedakan diri kita dengan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Kita diperintahkan agar berbeda dengan mereka dalam segala hal.
  3. Makan sahur menambah kekuatan beribadah.
  4. Makan sahur meningkatkan kelapangan hati dalam beribadah.
  5. Makan sahur membantu menghilangkan kemarahan dan tabiat buruk yang biasa timbul karena terlalu lapar.
  6. Waktu sahur adalah saat yang baik untuk membantu tetangga fakir miskin yang datang meminta bantuan.
  7. Waktu sahur adalah saat doa-doa kita dikabulkan.
  8. Dengan keberkahan makan sahur, kita mendapat taufik untuk berdoa.
  9. Dengan keberkahan makan sahur, kita mendapat taufik untuk berdzikir.
  10. dan lain-lain.

Syaikh Ibnu Daqiq Al’ied Rahmatullah ‘alaih mengatakan bahwa sebagian ahli tasawwuf membahas masalah makan sahur ini, apakah bertentangan dengan tujuan puasa atau tidak. Karena tujuan puasa adalah memecahkan nafsu perut dan nafsu syahwat. Berarti, sahur bertentangan dengan tujuan puasa. Tetapi yang benar adalah jika kita makan sahur secukupnya saja, maka tujuan puasa itu akan tercapai. Selain itu, keadaan dan kemampuan setiap orang berbeda-beda, begitu pula pekerjaan dan kesibukannya.

Sumber :

كتاب فضائل الأعمال

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *