Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaDaerah Kawasan Isimu

Perjalanan Oasis Band, Dari Ember Band Hingga Menjadi Kebanggaan Orang Isimu

2643
×

Perjalanan Oasis Band, Dari Ember Band Hingga Menjadi Kebanggaan Orang Isimu

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Gorutnews.com – Band lokal asal Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo yang bernama Oasis (Orang Asli Isimu) telah menulis sejarah unik dalam perjalanan bermusik mereka. Band yang beranggotakan enam pemuda asli Sentral Isimu ini terdiri dari Wawan (vokal), Adin (lead gitar), Yasin (basis), Eki (drummer), Dedi (keyboard), dan Syaril (gitar 2/vokal).

Example 300x600

Cikal bakal Oasis Band bermula dari kumpul-kumpul santai anak muda Sentral Isimu. Dengan kreativitas yang tinggi, mereka mengawali perjalanan dengan peralatan musik yang dibuat sendiri dari ember bekas dan kaleng cat, sehingga dijuluki “Ember Band”. Eki, sang drummer, menjadi kreator utama dari alat musik unik tersebut. Fenomena ini kemudian menginspirasi munculnya berbagai ember band lainnya di kawasan Isimu.

Setiap personel Oasis Band memiliki keunikan dan keahlian masing-masing yang menjadi kekuatan utama band ini. Adin, sang lead gitar, dikenal dengan julukan “Jari Dangga-Dangga” karena permainan gitarnya yang cepat dan akurat layaknya laba-laba yang lincah.

Eki menghadirkan gebukan drum yang khas dengan drum embernya, sementara Yasin sebagai bassist handal mampu menyelaraskan semua instrumen dalam harmoni yang indah. Dedy dengan permainan keyboardnya menambahkan nuansa megah, dan kombinasi vokal Wawan dan Syaril menciptakan harmoni yang penuh emosi.

Sebelum formasi saat ini terbentuk, band ini pernah diperkuat oleh Heriyanto Tuna sebagai gitaris, yang kini telah menjadi anggota Polri. Untuk berlatih, grup musik ini menggunakan kediaman vokalis mereka di Rumah Makan Salero sebagai tempat latihan. Momen unik yang tak terlupakan adalah ketika mereka harus meminjam mikrofon masjid untuk latihan.

Salah satu penampilan paling dikenang adalah saat mereka membawakan lagu “Sesuatu yang Indah” milik Padi. Lagu ini dibuka dengan melodi gitar Adin, dilanjutkan permainan bass Yasin, dan disempurnakan gebukan drum ember Eki, yang membuatnya terdengar seperti dimainkan oleh musisi aslinya.

Saat tampil di festival musik, Oasis Band kerap meminjam peralatan dari Laskar Band, grup musik legendaris dari Kecamatan Bongomeme. Dedikasi dan kerja keras mereka terbukti dengan berbagai prestasi yang diraih dalam festival-festival band yang diikuti.

“Kalau berapa kali juara so lupa, yang pasti banyak kali,” ungkap Wawan, vokalis Oasis Band saat dihubungi melalui messenger.

Saat ini, para personel Oasis Band disibukkan dengan aktivitas masing-masing. Dedy aktif dengan band barunya, Sedjiwa, sementara Adin juga memiliki proyek band sendiri. Meski jarang berkumpul, mereka berencana mengadakan reuni ketika semua personel memiliki waktu luang yang sama.

“Band ini bukan hanya tempat kami bermain musik, tapi juga tempat kami berbagi cerita dan menciptakan kenangan. Walaupun sekarang jarang kumpul, kami tetap keluarga. Semoga suatu hari nanti, Oasis Band bisa manggung lagi dan membawa nama Isimu lebih jauh,” ujar Wawan.

Mengenang awal kesuksesan band ini, Wawan menambahkan, “Di awal kami mendapat juara itu di Taruna Remaja. Waktu itu kami bawa lagu Lagi-lagi sendiri, Tipe-X dengan Padi ‘Sesuatu yang Indah’. Disitu kami mendapat juara 3, tapi itu awal yang indah ikut festival langsung juara.”

Oasis Band menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan semangat pemuda bisa menghasilkan karya luar biasa, bahkan dari alat sederhana seperti ember bekas. Perjalanan mereka terus menginspirasi generasi muda lainnya di Isimu dan sekitarnya untuk terus berkarya dan berinovasi dalam bermusik.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *