Ketika Pengabdian Menjadi Ibadah: Serda Jemsi dan Jejak Cinta untuk Rakyat
- account_circle admin
- calendar_month Ming, 26 Okt 2025
- visibility 3
- comment 0 komentar

Gorutnews.com – Kabut pagi masih menggantung di tepian pesisir Desa Monano, Gorontalo Utara. Suara debur ombak berpadu dengan hiruk pikuk warga yang bersiap ke pasar. Di antara mereka, tampak sosok berseragam loreng berjalan santai menyapa satu per satu nelayan dan pedagang. Ia membantu menurunkan karung beras, menata dagangan, hingga ikut mengatur antrean pembeli beras murah.
“Beliau itu bukan pedagang, tapi rasanya sudah seperti keluarga,” ujar seorang warga sambil tersenyum. “Kalau kami butuh bantuan, beliau pasti datang. Tidak pernah menolak kalau dimintai tolong.”
Sosok itu adalah Serda Jemsi Rende, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 1314-01/Kwandang yang berada di bawah naungan Kodim 1314/Gorontalo Utara. Ia bukan sekadar aparat teritorial yang menjalankan tugas formal, melainkan juga sahabat bagi rakyat kecil di wilayah binaannya Desa Monano, Monas, dan Sogu.
Di bawah terik matahari pesisir, di tengah aktivitas warga, Jemsi selalu punya alasan untuk tersenyum.
“Saya ini cuma mau bermanfaat,” ujarnya sederhana. “Kalau tangan saya bisa bantu mengangkat barang, mengantar beras murah, atau sekadar mendengar keluhan warga, rasanya itu sudah cukup berarti.”
Antara Laut, Rakyat, dan Ketahanan Pangan
Menjadi Babinsa berarti harus menyatu dengan denyut kehidupan rakyat. Sejak ditempatkan di wilayah Kwandang, Serda Jemsi dikenal sebagai sosok yang tak kenal jarak dengan warga binaannya. Ia rajin turun ke lapangan, memantau kondisi ekonomi masyarakat, membantu menyalurkan beras murah, mendukung program ketahanan pangan, dan ikut memastikan distribusi bahan pokok berjalan lancar.
Meski bukan wilayah pertanian sawah, Jemsi tetap terlibat dalam berbagai kegiatan ketahanan pangan berbasis lokal mulai dari pengembangan kebun warga hingga pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman produktif.
“Saya hanya membantu,” katanya dengan rendah hati. “Tugas saya memastikan warga tidak kekurangan, memastikan kebutuhan mereka aman dan bisa dinikmati bersama.”
Bagi Jemsi, ketahanan pangan bukan hanya urusan perut, tapi juga soal kedaulatan dan martabat rakyat. Ia percaya, kalau rakyat sejahtera, negara akan kuat.
Menjadi Sosok di Tengah Masyarakat
Selain membantu warga pesisir, Jemsi juga aktif membangun komunikasi sosial dengan masyarakat. Ia sering hadir di acara desa, membantu kegiatan gotong royong, mendampingi sekolah, bahkan kini dipercaya menjadi Ketua Komite SDN 1 Anggrek.
Perannya di dunia pendidikan bukan tanpa alasan. Ia ingin menanamkan semangat disiplin dan cinta tanah air sejak dini.
“Anak-anak sekarang adalah penerus bangsa,” ujarnya. “Kalau sejak kecil mereka diajari kerja sama dan disiplin, nanti mereka bisa jadi orang yang berguna, apa pun profesinya.”
Guru-guru di SDN 1 Anggrek mengakui, Jemsi selalu hadir tanpa diminta. Ia datang bukan membawa perintah, tapi membawa semangat. Ia bantu memperbaiki fasilitas serta mendukung kegiatan belajar.
“Beliau itu bukan sekadar komite, tapi seperti orang tua kedua bagi murid-murid,” ungkap salah satu guru.
- Penulis: admin



Saat ini belum ada komentar